Biru mempunyai makna yang dalam. Meskipun tak sedalam lautan India. Bagiku sendiri, dalamnya biru itu bisa diukur dari setiap jejak-jejak yang aku ukir selama bernafas. Jauhnya jejakku pun tidak dapat diukur. Hanya waktu yang bisa menghentikan jejakku itu.

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

You need to upgrade your Flash Player to version 10 or newer.

Sajak-sajak Biruku

Dalam pengalaman cinta ku, baik pahit maupun manis, aku akan selalu menggoresnya menjadi sebuah catatan. Cinta lama atau cinta fajar, semuanya adalah anugerah. Terimakasih telah memberiku sebuah cinta. Love is Not Forever Blind.  


Kali ini, aku mencatat secuil kisah cinta yang fajar. Tapi hanya hangat-hangat kuku saja. Tapi tidak apa-apa, namanya saja cinta  biru. Satulagi, kata-kata dalam puisi ku tidak menggunakan kata-kata yang romantis, karena aku tahu kalau yang baca sudah paham dengan cinta. Sekali lagi, namanya saja CINTA BIRU.



Arti Sebuah Pencarian
Sepotong mozaik mewarnai rintisan perjalanan penamaanku
aku tergiat mencari potongan-potongan mozaik yang tertinggal
karena dia melihat dengan sendirinya
malaikat merayap kedinding istana harapan
tuk tuntaskan sebuah kisah abadi
lalu mengecam sebuah hening
yang terbelenggu asa tanpa harus mengharap; Tuhan
tak tersisa secuil kisah pun apabila aku diam
sementara aku kadung merintis perjalanan penamaan

Angan, 2011

Dua Senja
Disini,
hanya dua senja aku dan engkau bercengkrama
merajut tawa, menyulam kesetiaan
mengusung waktu yang sama, ditempat yang sama pula

aku memliki kurun waktu yang banyak
ketika kau memutuskan untuk tinggal
perjuangan dalam kurun dua senja
Aku, engkau sezaman

Padang, 2011



Tangisan Pertama
Yang tertampung dalam sebuah toples, Emak
melihat bulir Kristal yang jatuh dari lentik bulu mata
lewati peradaban yang aku tahu

Menakuh menggunakan sebuah toples biru dari Emak
“kau harus diam, toples ini sudah tidak muat lagi”

Tetap menangis.
Aku mengerti mengapa dia menangis dan sangat sedih
karena itu tangisan pertama
dan Emak adalah yang utama baginya

Padang,2011





Enam dan satu
Semua tahu kalau enam adalah aku
semua juga tahu satu adalah kamu
aku atau kamu sama saja
sama-sama kipas berputar saling berkejaran
aku selalu di belakang

Padang, 2011

Dua Senja


hanya dua senja aku dan engkau bercengkrama
merajut tawa, menyulam kesetiaan
mengusung waktu yang sama, ditempat yang sama pula

aku memliki kurun waktu yang banyak
ketika kau memutuskan untuk tinggal
perjuangan dalam kurun dua senja
Aku, engkau sezaman

Catatan Bersama Idola


Basko Hotel minggu, 2 Oktober, jam  18.40. Setelah menunaikan shalat Maghrib aku langsung bergegas menuju Hotel berbintang lima itu. Tujuan ku untuk melakukan wawancara dengan salah satu pasukan garuda muda Indonesia (Timnas U23) dan berfoto bareng tentunya. Timnas U23 yang sedang memfokuskan berlatih untuk persiapan sea games tersebut dijadwalkan melakukan pertandingan uji coba dengan tim kebanggaan urang awak Semen Padang selasa 4 oktober.
            Terlihat dua orang security mengenakan pakaian serba hitam sedang memeriksa diantara tamu-tamu yang datang. Terlihat juga mobil-mobil tamu hotel yang melintas dipelataran muka pintu masuk hotel tersebut. Lalu aku pun menuju dua orang security yang sedang sibuk memeriksa tamu yang datang itu. Aku langsung menjelaskan maksud kedatanganku. Namun aku harus menunggu diluar terlebih dahulu, karena harus mendapatkan izin dari pelatih terlebih dahulu. Kebetulan pelatih timnas junior sore itu sedang keluar. “Adek tunggu saja diluar, sebentar lagi pelatihnya pulang,” kata salah satu security dengan tegas.
            Lampu hotel yang berwarna kekuning-kuningan yang menyinari pelataran hotel itu menemani kesenagan hatiku. Kesenagan bercampur takut, gerogi dan malu tentunya. Karena sebentar lagi aku bisa bertemu dengan para pasukan muda Indonesia, yang selama ini hanya bisa aku kagumi lewat televisi saja. Sebut saja para bintang timnas junior tersebut Irfan Bachdim, Kim Kurniawan, Yongki Ariwibowo, Egi Melgiansyah dan masih banyak pemain hebat lainnya..