Biru mempunyai makna yang dalam. Meskipun tak sedalam lautan India. Bagiku sendiri, dalamnya biru itu bisa diukur dari setiap jejak-jejak yang aku ukir selama bernafas. Jauhnya jejakku pun tidak dapat diukur. Hanya waktu yang bisa menghentikan jejakku itu.

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

You need to upgrade your Flash Player to version 10 or newer.


Spiderman Sialan

Saya pernah digigit laba-laba loh! (ga nanya). Kejadian itu pagi hari sekitar pukul 05.00. Awalnya saya kira itu adalah semut, maklum kalian tau sendiri kalau semut suka ama yang manis-manis. Sumpah saya beri tau dulu, mending digigit semut 10 ekor dari pada digigt laba-laba. Sakitnya minta ampun. Sumpah. Gak bohong. Gak percaya? Cobain ndiri. Tapi tidak apa-apa sih kalau kalian penggemar film Spiderman yang diperankan oleh Peter Parker (kayak saya pas dapet gigitan super tersebut, abis mewek langsung loncat-loncat). Siapa tau pagi-pagi pas bangun tidur langsung dapat kekuatan super. Bagi yang goblok bisa jadi pinter, bagi yang botak bisa tumbuh rambut lagi, bagi yang jomblo tiba-tiba ditembak cewek. NGIMPI!
Tapi beneran, ketika pagi-pagi ingin berangkat kuliah kayak ada yang beda. Saya jadi ngerasa ceria banget. Sambil mandi saya nyanyi-nyanyi lagunya Dewa yang judulnya dewi. Padahal masih jam 06.00. Rasanya ada sesuatu yang beda aja. Naik tangga aja saya lari-lari. Abis mandi saya pake baju. Abis pake baju pake celana. Abis pake celana ngaca sambil cengar cengir. (emang biasanya gak kayak gitu apa?).
Oke, singkat cerita dan gak usah dibahas tentang kejadian di dalam kamar. Pas jam 07.30 saya berangkat ke kampus. Sarapan lontong dulu. Terus langsung caw. Saya kuliah Mata Kuliah Umum (MKU) bahasa inggris. ‘asyik, banyak ceweknya.’


Kebaikanku “kebodohanku”

Ketika aku terbangun dari sebuah mimpi. Lalu aku melihat diatas, ada sebuah bintang dan bulan bersanding dimalam sunyi. Dulu aku merupakan bagian dari itu, namun seketika aku berubah dan asing dari berduanya— bulan dan bintang.
***
Aku selalu tersenyum ketika melihat keakraban bulan bintang. Aku selalu ikut mendengarkan ketika mereka bercerita tentang sinar indah, ketika mereka bercerita tentang keelokan malam. Namun, aku mendengarkan itu dengan getir di hati saja. Rasanya berdesir perasaan sedih saat cerita itu mereka suarakan. Aku iri. Ya aku memang iri. Aku sedih bahkan aku menangis. Aku iri dengan keakrabannya, aku sedih dengan nasib, aku menangis karena keangkuhan sang elok.
***