Biru mempunyai makna yang dalam. Meskipun tak sedalam lautan India. Bagiku sendiri, dalamnya biru itu bisa diukur dari setiap jejak-jejak yang aku ukir selama bernafas. Jauhnya jejakku pun tidak dapat diukur. Hanya waktu yang bisa menghentikan jejakku itu.

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

You need to upgrade your Flash Player to version 10 or newer.

Munjung


Suatu kesadaran yang tumbuh dan diyakini masyarakat secara kolektif dan terus-menerus hidup di dalam kultur masyarakat tersebut. Kemudian secara vertikal menjadi bagian yang tidak terpisahkan antara masyarakat terhadap kesadaran itu sendiri, hal demikian ini disebut sebagai tradisi. Tentu, konsep semacam itu sangat banyak berkembang di dalam masyarakat. Baik itu berbentuk lelaku, keyakinan, pandangan-pandangan, gagasan, dan pola-pola interaksi di dalam masyarakat.
Lalu, apakah bentuk kesadaran seperti itu masih ada di tengah serbuan modernisasi yang kurang dicermati secara arif oleh generasi terkini ? Dimana segala sesuatu diukur dengan statistik, pertimbagan material. Pertanyaan ini, barangkali terlalu gegabah untuk diungkapkan. Tetapi, bagi saya pribadi ini cukup menggelisahkan. Karena secara sadar, saya tumbuh di tengah-tengah masyarakat yang boleh jadi masih memiliki tradisi-tradisi yang sampai hari ini masih tumbuh. Namun, perlahan tradisi-tradisi yang dimaksud mulai tersingkirkan. Dalam pada ini, kegalauan saya barangkali tidak dapat ditebus dengan apapun, kecuali menyikapinya dengan mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan realitas modernisasi.
***