Biru mempunyai makna yang dalam. Meskipun tak sedalam lautan India. Bagiku sendiri, dalamnya biru itu bisa diukur dari setiap jejak-jejak yang aku ukir selama bernafas. Jauhnya jejakku pun tidak dapat diukur. Hanya waktu yang bisa menghentikan jejakku itu.

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

You need to upgrade your Flash Player to version 10 or newer.


Kebaikanku “kebodohanku”

Ketika aku terbangun dari sebuah mimpi. Lalu aku melihat diatas, ada sebuah bintang dan bulan bersanding dimalam sunyi. Dulu aku merupakan bagian dari itu, namun seketika aku berubah dan asing dari berduanya— bulan dan bintang.
***
Aku selalu tersenyum ketika melihat keakraban bulan bintang. Aku selalu ikut mendengarkan ketika mereka bercerita tentang sinar indah, ketika mereka bercerita tentang keelokan malam. Namun, aku mendengarkan itu dengan getir di hati saja. Rasanya berdesir perasaan sedih saat cerita itu mereka suarakan. Aku iri. Ya aku memang iri. Aku sedih bahkan aku menangis. Aku iri dengan keakrabannya, aku sedih dengan nasib, aku menangis karena keangkuhan sang elok.
***

Kebaikan terkadang dianggap juga sebagai kebodohan. Aku tidak pernah berbohong, aku selalu menolong, aku selalu tersenyum, dan semua hal-hal yang baik selalu aku lakukan. Tapi terkadang aku berfikir baikku itu hanya suatu ilusi yang diperbudak oleh kepura-puraan saja. Wajah itu begitu polos dan manis sekali.
Disaat aku bisa berbuat baik, nikmatilah itu. Karena itu adalah memang suatu anugerah untuk kalian, karena aku ditakdirkan untuk menjadi orang yang baik dan “bodoh”. Aku menilai bodoh karena dilain sisi kebaikanku itu tidak pernah kaian kembalikan. Dan yang bodohnya lagi, aku masih saja baik. Bukannya aku ingin menagih suatu perlakuan yang telah pernah aku lakukan, tapi tidakkah ada nilai pandang tentang kebaikkanku itu. Tidakkah mereka berfikir betapa sakitnya hati ketika kebaikan membutuhkan pertanggung jawaban?
Oh, sayang. Aku bagi bulan dan bintang hanyalah seseorang yang hanya mampu melihat dan mengagumi saja. Memang sebuah kisah klasik.
Semoga saja kalian sahabat yang serasi. Semoga saja kalian adalah sepasang keindahan malam yang terus mendapatkan pujian. Sementara aku, aku akan tetap memberikan kebaikan. Aku akan tetap tersenyum meskipun tidak mendapatkan balasan dan terkadang juga dikhianati. Menjadi orang baik atau bodoh? Tak apalah...

0 komentar:

Posting Komentar