Judul : 23 Epicentrum
Penulis : Yuli Anita atau Adenita
Penerbit : PT Grasindo
Cetakan : 2012
Tebal : 278
“Apa itu sukses dan apa itu bahagia?” Demikianlah mungkin
pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh semua orang. Dari kata tersebut,
semua orang juga berlomba-lomba untuk menemukan sukses dan bahagia dalam
hidupnya. Seseorang yang merasa sudah melakukan pencapaian dalam hidupnya,
biasanya akan terus bersemangat untuk melakukan pencapaian lainnya. Pencapaian
tersebutlah yang akan diaggap sebagai pencapaian yang sukses. Dan bahagia
apabila pencapaiaan tersebut sesuai dengan passion,
tujuan dan mimpi hidupnya selama ini.
Perjalanan menemukan kebahagiaan tersebut dirasakan oleh
tiga orang anak muda dalam buku 23 Epicentrum.
Matari sebagai wartawan televisi berita merasa sangat mencintai pkerjaannya,
namun karena kebutuhan akan materi yang lebih membuatnya tidak bahagia menjali
semuannya. Prama Putra Sastrosubroto atau Prama, laki-laki yang dinilai telah
memiliki semua
apa yang akan dicapai di dunia merasa tidak bahagia karena kekosongan dalam hatinya. Kekosongan akan kebersamaan, sampai kekosongan hatinya akan seseorang belahan jiwa. Awan angkasa seorang pegawai bank Madani yang seharusnya cukup senang dengan karirnya merasa sangat tidak bahagia. Awan merasa pekerjaan yang didapatnya selama ini bukanlah panggilan dari hatinya, melainkan tekanan dari keluarga. Awan merasa dunianya berseberangan dengan itu semua.
apa yang akan dicapai di dunia merasa tidak bahagia karena kekosongan dalam hatinya. Kekosongan akan kebersamaan, sampai kekosongan hatinya akan seseorang belahan jiwa. Awan angkasa seorang pegawai bank Madani yang seharusnya cukup senang dengan karirnya merasa sangat tidak bahagia. Awan merasa pekerjaan yang didapatnya selama ini bukanlah panggilan dari hatinya, melainkan tekanan dari keluarga. Awan merasa dunianya berseberangan dengan itu semua.
Untuk menjadi seorang sarjana bagi Tari membutuhkan perjuangan
dan pengorbanan yang sangat berat. Mengingat orang tua yang tidak memungkinkan
membiayai kuliahnya, Tari akhirnya tetap memutuskan untuk melanjutkan kuliah.
Jalan yang diambil adalah dengan berhutang dan melunasi hutang-hutangnya
setelah kuliah. Berawal dari sanalah perjuangan Tari menjadi sarjana dengan
bekerja sebagai wartawan berita televisi. Sementara itu Awan merupakan sahabat
dekat Tari yang mengalami dengan karier yang dimilikinya. Menjadi pegawai bank
tidak membuat Awan bahagia, lantaran dia memiliki dunia sendiri, yaitu
bercerita lewat tulisan. Hingga akhirnya Prama memutuskan untuk keluar dari
pekerjaan dan memilih untuk menekuni dunianya sendiri.
Lain lagi dengan cerita Prama, seorang yang memiliki
karier yang cukup mapan sebagai Reservoir
engineering, di sebuah perusahaan
minyak Prancis T&T. Namun, sebagai seorang pemuda, Prama yang semua
dimilikinya tidak ada gunanya kalau hatinya tidak ada ketenangan. Bekerja di
tengah laut dan jauh dari pemukiman membuat Prama menjadi jenuh. Hingga akhirnya
dia menemukan sosok gadis yang selama ini ia idam-idamkan. Melalui perjalanan
hati yang dilaluinya, akhirnya Prama ditemukan dengan Matari. Gadis apa adanya
yang berjiwa teguh dan mandiri.
Perjalanan Prama, Awan dan Tari merupakan perjuangan
mengejara ambisi dan eksistensi. Perjuangan mencapai kebahagiaan hati dan mata.
Mengungkap makna hidup dan menemukan kebahagiaan hingga menemukan “23
Epicentrum” dalam perjalanannya. Perjalanan mata, hari dan hati. Setiap orang
mengukir perjuangannya sendiri. Dan selalu ada kisah-kisah yang terserak
tentang perjuangan dalam meraih banyak hal.
0 komentar:
Posting Komentar